Jumat, 06 April 2012

KEKERASAN



BAB I
PENDAHULUAN

1.    Latar Belakang
Telah tertanam di dalam benak kebanyakan orang, bahwa Indonesia adalah negeri aman sentosa, penduduknya ramah-ramah, suka damai dan tidak suka kekerasan.
Jika itu dilakukan oleh masyarakat kecil, yang mungkin tidak berkependidikan maka itu mungkin dapatlah dimaklumi. Tetapi jika dilakukan oleh para leader atau pimpinan maka tidaklah patut dicontoh. Jika sebelumnya masalah kekerasan sering dikaitkan dengan permasalahan agama, politik atau kesukuan maka sekarang ternyata merambah ke bidang olahraga, bidang yang dianggap menjujung tinggi sportivitas.

2.    Rumusan Masalah
Rumusan masalah daslam makalah ini, sebagai berikut:
            1. Apakah yang dimaksud dengan kekerasan?
            2. Apa sajakah macam-macam kekerasan?
            3. Mengapa terjadi kekerasan?
            4. Bagaimanakah cara mengatasi kekerasan?

3. Tujuan Penulisan
            1. Mengetahui pengertian kekerasan.
            2. Mengetahui macam-macam kekerasan.
            3. Menegatahui penyebab terjadinya kekerasan.
            4. Menegatahui cara mengatasi kekerasan.

           




BAB II
ANALISA

I.         Pengertian Kekerasan
Kekerasan merujuk pada tindakan agresi dan pelanggaran (penyiksaan, pemerkosaan, pemukulan, dll.) yang menyebabkan atau dimaksudkan untuk menyebabkan penderitaan atau menyakiti orang lain, dan - hingga batas tertentu - kepada binatang dan harta-benda. Istilah "kekerasan" juga berkonotasi kecenderungan agresif untuk melakukan perilaku yang merusak.
Kekerasan (violence) adalah ancaman atau penggunaan kekuatan fisik untuk menimbulkan kerusakan pada orang lain.
Domestic violence atau yang lebih akrab dikenal sebagai kekerasan dalam rumah tangga adalah kekerasan yang terjadi di lingkungan rumah tangga. Biasanya dilakukan oleh suami terhadap istri maupun anak-anaknya. Walaupun tak jarang pula dilakukan oleh istri. Bentuknya dapat berupa penyiksaan fisik, seksual maupun psikologis atau penyiksaan emosi. Tekanan dalam hal finansial dan isolasi sosial juga dapat digolongkan sebagai kekerasan dalam rumah tangga.[1]

II.       Macam-macam Kekerasan dan Faktor Penyebabnya
Macam-macam kekerasan menurut Wikipedia, antara lain:
a. Kekerasan legislatif
b. Mutilasi
c. Kebrutalan polisi
d. Kekerasan agama
e. Kekerasan di sekolah
f. Kekerasan sektarian
g. Kekerasan oleh negara
h. Tawuran
i. Kekerasan terhadap perempuan
j. Kekerasan terhadap laki-laki
k. Kekerasan dalam olah raga[2]
III. Kekerasan yang dibahas dalam makalah ini adalah:
1) Kekerasan dan kemiskinan
2) Kekerasan di sekolah
3) Kekerasan dalam rumah tangga
4) Kekerasan dalam olah raga
IV.  Faktor Penyebab kekerasan, antara lain:
1)   Kemiskinan dan kekerasan
Beberapa studi empiris memang telah memberikan indikasi bahwa ada benarnya kondisi sosial dan  ekonomi yang buruk dan terasa tidak adil merupakan salah satu sebab dari terjadinya konflik kekerasan. Lantas, pertumbuhan ekonomi pun dinilai penting agar masyarakat mampu mengelola konflik yang muncul.  Pada situasi dimana kesejahteraan relatif memadai dan stabil,  kekerasan mungkin lebih minimal. Pendapat seperti ini kerap dikaitkan dengan kenyataan banyak negara-negara miskin, di Afrika khususnya, yang bertahun-tahun tenggelam dalam perang antar suku, sementara hal serupa tidak terjadi di  negara-negara kaya.            
Dari beberapa ahli,  beberapa faktor ekonomi yang  diyakini erat kaitannya dengan kemiskinan adalah sebagai berikut:
a. Pertama adalah parahnya kesenjangan antara pendapatan dan kesejahteraan antara yang kaya dan miskin.
b. Faktor lain adalah  tingginya tingkat  pengangguran, khususnya di kalangan muda di daerah perkotaan.
c. Faktor lain yang juga dapat memperkuat pengaruh hal-hal di atas  adalah situasi lingkungan, khususnya di perkotaan, yang kacau berikut tidak memadainya akses pelayanan-pelayanan publik yang penting sementara kota itu sendiri terus berkembang dan bertambah penduduknya.
d. Faktor penyebab yang dapat ditambahkan di sini misalnya dalam kasus konflik-konflik vertikal antara masyarakat dan pemerintah/negara.


2)      Kekerasan di sekolah
Kekerasan sepertinya sudah mendarah daging pada sistem pendidikan di Indonesia. Seperti biasa, penerimaan siswa baru selalu diikuti oleh kegiatan yang dinamakan ospek (atau MOS, atau OS, atau istilah-istilah lainnya). Kekerasan di sekolah bisa terjadi, penyebabnya antara lain:
a. Kekerasan seperti ini sudah terjadi secara tradisional dan turun temurun. Sebelum memasuki suatu sistem yang mendukung kekerasan kemungkinan besar para peserta bukanlah orang-orang yang mendukung kekerasan itu sendiri.
b. Selain itu mungkin beberapa acara orientasi tidak direncanakan dalam bentuk kekerasan, tetapi kenyataan yang terjadi di lapangan tidak seperti yang direncanakan.
c. Penyebab lainnya adalah sindrom Stockholm. Sindrom Stockholm adalah keadaan psikologis dimana korban yang disekap atau disiksa menjalin hubungan positif dengan penangkap atau penyiksanya

3)      Kekerasan dalam rumah tangga (istri atau suami)
Kekerasan dalam rumah tangga akhir-akhir ini sering terjadi. Kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga itu terjadi karena banyak faktor, antara lain:
a. Faktor ideologi dan culture (budaya-Red), di mana perempuan cenderung dipersepsi sebagai orang nomor dua dan bisa diperlakukan dengan cara apa saja.
b. Faktor yang lain adalah tidak berjalannya komunikasi secara efektif sehingga yang muncul adalah stereotyping (stigma-Red) dan prejudice (prasangka-Red). Dua hal itu kemudian mengalami proses akumulasi yang kadang dibumbui intervensi pihak ketiga. Bisa saja intervensi itu dari significant others.
Significant others itu tidak selalu orangtua atau keluarga sendiri, tetapi bisa juga tetangga. Tergantung sejauh mana dia punya keterikatan kepada orang itu, dan itu tergantung dari banyak sedikitnya interaksi di antara mereka.
c. Faktor ekonomi, kalau ada masalah ekonomi dan tidak ada kesepakatan, lantas tidak ada komunikasi yang dapat melahirkan jalan keluar, bisa saja terjadi kekerasan di dalam rumah tangga.

4)      Kekerasan dalam olah raga
Kekerasan dalam olah raga dapat terjadi, misalnya antar penonton, penonton dengan pemain, pemain dengan wasit, penonton dengan wasit, penonton dengan aparat, dsb, faktor penyebab terjadinya kekerasan dalam olah raga, antara lain disebabkan oleh:
a.                   Kecurangan pemain
b.                   Kecurangan wasit
c.                   Ketidakpuasan penonton menyaksikan kekalahan team yang didukungnya
d.                  Tidak menjunbjung tinggi sportivitas dalam olah raga (siap menang atau kalah dalam setiap pertandingan).
           
V.       Usaha Mengatasi Kekerasan
a.        Kekerasan dan kemiskinan,
munculnya kekerasan akibat kemiskinan dapat diatasi dengan pemberian kesejahteraan hidup yang lebih baik dan pemberdayaan masyarakat agar  tidak menggantungkan diri terhadap orang lain, jaminan kesejahteraan sosial, asuransi kesehatan, biaya pendidikan yang murah, harga kebutuhan pokok yang terjangkau, dsb.

b.    Kekerasan di sekolah,
antara lain diatasi dengan  cara pihak pengajar yang bertanggung jawab atas keberadaan siswa/mahasiswa di sekolah/kampus tentunya bertanggung jawab untuk menghentikan kegiatan-kegiatan yang tidak bertanggung jawab tersebut. Pihak orang tua siswa/mahasiswa juga bertanggung jawab untuk melarang anak-anaknya        mengikuti acara-acara yang tidak jelas maksud dan tujuannya. Tetapi yang terpenting adalah sikap dari anak didik itu sendiri yang harus dapat menolak kegiatan-kegiatan semacam itu, mereka bukanlah pihak yang sepenuhnya tidak berdaya. Sekali mengikuti acara kekerasan semacam itu, psikologi dan idealisme mereka akan berubah arah.
c.    Kekerasan dalam rumah tangga
dapat diatasi dengan adanya saling pengertian diantara pasangan suami istri, saling percaya, keterbukaan, saling membantu, saling memafkan, saling menghargai, saling mencintai, kesetaraan gender, pembagian tugas yang jelas antara suami dan istri, terpenuhinya kebutuhan hidup, dll.
d.        Kekerasan dalam olah raga
dapat diatasi dengan adanya kesadaran pihak terkait (pemain, penonton dan wasit) agar mampu menjaga sportivitas dalam olah raga, siap kalah dan siap menang.



















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
                                    Kekerasan pada umumnya muncul akibat adanya, ketidakpuasan terhadap pemegang  kebijakan, sportivitas, kesenjangan ekonomi dan sosial, psikologi massa, tayangan media massa, ketidaksetaraan gender, kultur/budaya, politik dan agama.
                                    Kekerasan dapat dihindari apabila terjadi rasa saling cinta kasih terhadap sesama manusia, cinta damai dan menghargai orang lain sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.



BAB IV
DAFTAR PUSTAKA




[1]  (Written on Oktober 31, 2008 by Ratih Putri Pratiwi )

0 komentar:

Posting Komentar

Blogger news

Blogroll

 
Design by Automotive | Bloggerized by Free Blogger Templates | Hot Deal