BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Telah tertanam di
dalam benak kebanyakan orang, bahwa Indonesia adalah negeri aman sentosa,
penduduknya ramah-ramah, suka damai dan tidak suka kekerasan.
Jika itu dilakukan
oleh masyarakat kecil, yang mungkin tidak berkependidikan maka itu mungkin
dapatlah dimaklumi. Tetapi jika dilakukan oleh para leader atau pimpinan maka
tidaklah patut dicontoh. Jika sebelumnya masalah kekerasan sering dikaitkan
dengan permasalahan agama, politik atau kesukuan maka sekarang ternyata merambah
ke bidang olahraga, bidang yang dianggap menjujung tinggi sportivitas.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah
daslam makalah ini, sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan
kekerasan?
2. Apa sajakah macam-macam
kekerasan?
3. Mengapa terjadi kekerasan?
4. Bagaimanakah cara mengatasi
kekerasan?
3. Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui pengertian kekerasan.
2. Mengetahui macam-macam kekerasan.
3. Menegatahui penyebab terjadinya
kekerasan.
4. Menegatahui cara mengatasi
kekerasan.
BAB
II
ANALISA
I.
Pengertian Kekerasan
Kekerasan merujuk
pada tindakan agresi dan pelanggaran (penyiksaan, pemerkosaan, pemukulan, dll.)
yang menyebabkan atau dimaksudkan untuk menyebabkan penderitaan atau menyakiti
orang lain, dan - hingga batas tertentu - kepada binatang dan harta-benda.
Istilah "kekerasan" juga berkonotasi kecenderungan agresif untuk
melakukan perilaku yang merusak.
Kekerasan
(violence) adalah ancaman atau penggunaan kekuatan fisik untuk menimbulkan
kerusakan pada orang lain.
Domestic violence
atau yang lebih akrab dikenal sebagai kekerasan dalam rumah tangga adalah
kekerasan yang terjadi di lingkungan rumah tangga. Biasanya dilakukan oleh
suami terhadap istri maupun anak-anaknya. Walaupun tak jarang pula dilakukan
oleh istri. Bentuknya dapat berupa penyiksaan fisik, seksual maupun psikologis
atau penyiksaan emosi. Tekanan dalam hal finansial dan isolasi sosial juga
dapat digolongkan sebagai kekerasan dalam rumah tangga.[1]
II.
Macam-macam Kekerasan dan Faktor Penyebabnya
Macam-macam kekerasan menurut Wikipedia, antara lain:
a. Kekerasan legislatif
b. Mutilasi
c. Kebrutalan polisi
d. Kekerasan agama
e. Kekerasan di sekolah
f. Kekerasan sektarian
g. Kekerasan oleh negara
h. Tawuran
i. Kekerasan terhadap perempuan
j. Kekerasan terhadap laki-laki
k. Kekerasan dalam olah raga[2]
III. Kekerasan yang dibahas dalam makalah ini
adalah:
1) Kekerasan dan kemiskinan
2) Kekerasan di sekolah
3) Kekerasan dalam rumah tangga
4) Kekerasan dalam olah raga
IV. Faktor
Penyebab kekerasan, antara lain:
1)
Kemiskinan dan kekerasan
Beberapa studi empiris memang telah memberikan
indikasi bahwa ada benarnya kondisi sosial dan
ekonomi yang buruk dan terasa tidak adil merupakan salah satu sebab dari
terjadinya konflik kekerasan. Lantas, pertumbuhan ekonomi pun dinilai penting agar masyarakat mampu
mengelola konflik yang muncul. Pada
situasi dimana kesejahteraan relatif memadai dan stabil, kekerasan mungkin lebih minimal. Pendapat
seperti ini kerap dikaitkan dengan kenyataan banyak negara-negara miskin, di
Afrika khususnya, yang bertahun-tahun tenggelam dalam perang antar suku,
sementara hal serupa tidak terjadi di
negara-negara kaya.
Dari beberapa ahli, beberapa faktor ekonomi yang diyakini erat kaitannya dengan kemiskinan
adalah sebagai berikut:
a. Pertama adalah parahnya kesenjangan antara
pendapatan dan kesejahteraan antara yang kaya dan miskin.
b. Faktor lain adalah tingginya tingkat pengangguran, khususnya di kalangan muda di
daerah perkotaan.
c. Faktor lain yang juga dapat memperkuat pengaruh
hal-hal di atas adalah situasi lingkungan,
khususnya di perkotaan, yang kacau berikut tidak memadainya akses
pelayanan-pelayanan publik yang penting sementara kota itu sendiri terus
berkembang dan bertambah penduduknya.
d. Faktor penyebab yang dapat ditambahkan di sini
misalnya dalam kasus konflik-konflik vertikal antara masyarakat dan
pemerintah/negara.
2)
Kekerasan di sekolah
Kekerasan sepertinya sudah mendarah daging pada
sistem pendidikan di Indonesia. Seperti biasa, penerimaan siswa baru selalu
diikuti oleh kegiatan yang dinamakan ospek (atau MOS, atau OS, atau
istilah-istilah lainnya). Kekerasan di sekolah bisa terjadi, penyebabnya antara
lain:
a. Kekerasan seperti ini sudah terjadi secara
tradisional dan turun temurun. Sebelum memasuki suatu sistem yang mendukung
kekerasan kemungkinan besar para peserta bukanlah orang-orang yang mendukung
kekerasan itu sendiri.
b. Selain itu mungkin beberapa acara orientasi
tidak direncanakan dalam bentuk kekerasan, tetapi kenyataan yang terjadi di
lapangan tidak seperti yang direncanakan.
c. Penyebab lainnya adalah sindrom Stockholm.
Sindrom Stockholm adalah keadaan psikologis dimana korban yang disekap atau
disiksa menjalin hubungan positif dengan penangkap atau penyiksanya
3)
Kekerasan dalam rumah tangga (istri atau suami)
Kekerasan dalam rumah tangga akhir-akhir ini
sering terjadi. Kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga itu terjadi karena
banyak faktor, antara lain:
a. Faktor ideologi dan culture (budaya-Red), di
mana perempuan cenderung dipersepsi sebagai orang nomor dua dan bisa
diperlakukan dengan cara apa saja.
b. Faktor yang lain adalah tidak berjalannya
komunikasi secara efektif sehingga yang muncul adalah stereotyping
(stigma-Red) dan prejudice (prasangka-Red). Dua hal itu kemudian
mengalami proses akumulasi yang kadang dibumbui intervensi pihak ketiga. Bisa
saja intervensi itu dari significant others.
Significant others itu tidak selalu orangtua atau keluarga sendiri,
tetapi bisa juga tetangga. Tergantung sejauh mana dia punya keterikatan kepada
orang itu, dan itu tergantung dari banyak sedikitnya interaksi di antara
mereka.
c. Faktor ekonomi, kalau ada masalah ekonomi dan
tidak ada kesepakatan, lantas tidak ada komunikasi yang dapat melahirkan jalan
keluar, bisa saja terjadi kekerasan di dalam rumah tangga.
4)
Kekerasan dalam olah raga
Kekerasan dalam olah raga dapat terjadi,
misalnya antar penonton, penonton dengan pemain, pemain dengan wasit, penonton
dengan wasit, penonton dengan aparat, dsb, faktor penyebab terjadinya kekerasan
dalam olah raga, antara lain disebabkan oleh:
a.
Kecurangan pemain
b.
Kecurangan wasit
c.
Ketidakpuasan penonton menyaksikan kekalahan team
yang didukungnya
d.
Tidak menjunbjung tinggi sportivitas dalam olah
raga (siap menang atau kalah dalam setiap pertandingan).
V. Usaha Mengatasi Kekerasan
a.
Kekerasan dan
kemiskinan,
munculnya
kekerasan akibat kemiskinan dapat diatasi dengan pemberian kesejahteraan hidup
yang lebih baik dan pemberdayaan masyarakat agar tidak menggantungkan diri terhadap orang lain,
jaminan kesejahteraan sosial, asuransi kesehatan, biaya pendidikan yang murah,
harga kebutuhan pokok yang terjangkau, dsb.
b. Kekerasan di sekolah,
antara lain
diatasi dengan cara pihak pengajar yang
bertanggung jawab atas keberadaan siswa/mahasiswa di sekolah/kampus tentunya
bertanggung jawab untuk menghentikan kegiatan-kegiatan yang tidak bertanggung
jawab tersebut. Pihak orang tua siswa/mahasiswa juga bertanggung jawab untuk
melarang anak-anaknya mengikuti
acara-acara yang tidak jelas maksud dan tujuannya. Tetapi yang terpenting
adalah sikap dari anak didik itu sendiri yang harus dapat menolak
kegiatan-kegiatan semacam itu, mereka bukanlah pihak yang sepenuhnya tidak
berdaya. Sekali mengikuti acara kekerasan semacam itu, psikologi dan idealisme
mereka akan berubah arah.
c. Kekerasan dalam rumah tangga
dapat diatasi
dengan adanya saling pengertian diantara pasangan suami istri, saling percaya,
keterbukaan, saling membantu, saling
memafkan, saling menghargai, saling mencintai, kesetaraan gender, pembagian
tugas yang jelas antara suami dan istri, terpenuhinya kebutuhan hidup, dll.
d.
Kekerasan dalam olah raga
dapat diatasi dengan adanya kesadaran pihak
terkait (pemain, penonton dan wasit) agar mampu menjaga sportivitas dalam olah
raga, siap kalah dan siap menang.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kekerasan
pada umumnya muncul akibat adanya, ketidakpuasan terhadap pemegang kebijakan, sportivitas, kesenjangan ekonomi
dan sosial, psikologi massa, tayangan media massa, ketidaksetaraan gender,
kultur/budaya, politik dan agama.
Kekerasan dapat dihindari apabila
terjadi rasa saling cinta kasih terhadap sesama manusia, cinta damai dan
menghargai orang lain sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Semoga tulisan ini
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar