1.
Metode Penelitian
- Pendekatan dan Paradigma
Penelitian ini bermaksud mendeskripsikan
pandangan masyarakat desa Pehkulon Papar Kediri tentang Pendidikan Keluarga
Berbasis Gender, yaitu apakah mendidik anak itu
kewajiban bagi kedua orang tua. Apakah sikap Keteladanan harus diberikan oleh kedua orang
tua pada anak-anaknya, dan apakah orang tua harus bersikap adil terhadap semua
anak.
Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk melakukan
pengujian statistik terhadap persoalan-persoalan yang dirumuskan, tetapi
hanyalah memberikan gambaran (deskripsi) yang mendalam tentang permasalahan
tersebut sesuai dengan data yang didapatkan dilapangan dan penafsiran peneliti.
Dalam hal ini, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat
pengumpul data utama[1].
Dengan demikian, pendekatan
yang dipilih dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan
pendekatan kualitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian untuk
mengetahui perspektif masyarakat desa Pehkulon tentang Pendidikan Keluarga
Berbasis Gender dengan menggunakan metode angket sedangkan Penelitian
kualitatif dapat diartikan penelitian
yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis dan
tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti[2].
Penelitian kualitatif dapat
digunakan untuk menemukan dan memahami apa yang tersembunyi di balik fenomena
yang kadangkala merupakan suatu yang sulit untuk diketahui atau dipahami.
Penelitian kualitatif juga diharapkan mampu memberikan suatu penjelasan secara
terperinci tentang fenomena yang sulit disampaikan dengan metode kuantitatif [3].
Dalam penelitian kualitatif
terdapat lima
ciri pokok yang perlu diperhatikan. Pertama, penelitian kualitatif
mempunyai latar belakang alami dan peneliti sendiri berperan sebagai instrumen
inti. Kedua, penelitian kualitatif adalah bersifat deskriptif. Ketiga,
penelitian kualitatif lebih menekankan proses daripada produk. Keempat,
penelitian kualitatif cenderung menganalisa data secara induktif. Kelima,
dalam penelitian kualitatif makna sangat penting artinya [4].
Penelitian kualitatif
memungkinkan adanya kedekatan emosional karena subyektifitas peneliti tidak
'dibuat netral' untuk mencapai"kebenaran obyektif". Dalam penelitian
ini, subyektifitas peneliti diangkat kepermukaan sebagai cara untuk menarik
informasi. Hal ini berbeda dengan penelitian kuantitatif.
Sedangkan data yang bersifat kuantitatif atau data
yang diungkapkan dengan angka, digunakan teknik analisis prosentase yang
diambil dari teknik dimana frekwensi tertinggi digunakan sebagai pedoman dalam
pengambilan suatu kesimpulan.
Untuk melakukan Penelitian
kualitatif dibutuhkan ketrampilan tertentu. Ketrampilan tersebut adalah agar
peneliti waspada, menganalisis situasi secara kritis, mengenal dan
menghindarkan dari prasangka-prasangka, mendapatkan data yang betul-betul
reliebel dan valid, serta berfikir secara abstrak[5].
Untuk melakukan ketrampilan tersebut, lanjut
Strauss dan Corbin, seorang peneliti kualitatif memerlukan teori dan kepekaan
sosial, kemampuan untuk mempertahankan jarak analisis ketika pada saat yang
bersamaan dalam menggunakan pengalaman-pengalaman masa lalu dan juga pengalaman
serta pengetahuan teoritis untuk menginterpretasikan apa yang telah dilihatnya,
begitu pula mengobservasi secara tajam, dan kemampuan dalam berinteraksi yang
baik.
Adapun paradigma yang dipakai
dalam penelitian ini adalah paradigma definisi sosial. Menurut Ritzer [6],
ada tiga teori yang termasuk dalam paradigma ini, yaitu teori aksi,
interaksionisme simbolik,dan fenomenologi.
Ketiga teori ini memiliki
persamaan dalam ide dasarnya, yaitu bahwa manusia merupakan aktor yang kreatif
dari realitas sosialnya. Realitas sosial bukan merupakan alat yang statis dari
paksaan fakta sosial. Manusia mempunyai cukup banyak kebebasan untuk bertindak
di luar batas kontrol dari fakta sosial itu.
Pengamat ketiga teori ini
sama-sama tertarik kepada sesuatu yang terkandung di dalam pemikiran manusia,
meskipun mereka tidak dapat menyelidiki secara langsung. Sesuatu yang terjadi
didalam pemikiran manusia antara setiap stimulus dan respon yang dipancarkan
menurut ketiga teori ini adalah merupakan hasil kreatif tindakan manusia. Dan
inilah yang menjadi sasaran perhatian paradigma definisi sosial [7].
Karena itulah, metode penelitian yang digunakan sesuai dengan paradigma ini
adalah metode penelitian yang bersifat kualitatif.
- Perspektif Gender dalam Penelitian
Penelitian yang berperspektif gender ini dikembangkan
sebagai reaksi ketidakpuasan terhadap penelitian konvensional -yaitu pendekatan
kuantitatif dan kualitatif- yang telah berkembang dan dikenal di kalangan para
ilmuwan.
Ciri-ciri penelitian yang berperspektif gender adalah:
1.
Penelitian ini berusaha untuk mengungkap
tentang peran dan sikap orang tua dalam
memberikan pendidikan kepada semua anaknya dalam keluarga yang cenderung bias gender.
2.
Penelitian ini berguna untuk
perempuan, Artinya, penelitian ini dimaksudkan untuk memperbaiki kehidupan
perempuan.
3.
Dalam penelitian ini, peneliti
harus mampu menempatkan diri dalam posisi subyek yang diteliti secara kritis.
Peneliti harus mampu berempati kepada yang diteliti, tetapi empati yang kritis,
sehingga tidak terhanyut bersama orang yang diteliti.
Hubungan antara peneliti dengan yang diteliti dalam
penelitian ini adalah hubungan komunikatif. Diantara mereka harus tercipta rapport
(perasaan keterhubungan) yang baik, sehingga komunikasi antar mereka menjadi
terbuka tanpa ada yang perlu disembunyikan. Hal ini menuntut adanya hubungan
yang setara. Dalam penelitian ini, peneliti tidak harus menjadi subyek, tetapi
juga menjadi obyek. Begitu juga orang-orang yang diteliti tidak selalu menjadi
obyek, tetapi juga menjadi subyek[8].
Dengan memiliki komitmen pada hubungan yang setara ini
maka latar belakang sosial yang berbeda tidak menghalangi peneliti untuk
menciptakan rapport yang baik dengan yang diteliti. Demikian ini akan
membuat peneliti memahami betul pikiran, persepsi, kebutuhan, kepentingan dan
permasalahan dari orang-orang yang diteliti.
Penelitian yang akan dilakukan ini adalah bermaksud
mendeskripsikan serta mencari prosentase dari pandangan masyarakat desa
Pehkulon Papar Kediri tentang Pendidikan Keluarga Berbasis Gender,
Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memunculkan
pengetahuan dan pengalaman orang tua tentang kepekaannya terhadap hubungan
gender yang ada di keluarganya. Dengan demikian akan dapat dipahami apakah
mereka memiliki kepekaan gender atau tidak. Bila mereka memiliki kepekaan
gender, berarti segala pengetahuan dan pengalaman dalam hidupnya akan disertai
oleh pengalaman tentang hubungan gender yang adil. Bila tidak peka gender,
berarti mereka akan menganggap bahwa kelompok tertentu (laki-laki) lebih unggul
dibanding kelompok yang lain (perempuan).
Dengan menggunakan perspektif gender, subyektifitas
pandangan orang tua di desa Pehkulon Papar Kediri yang menjadi subyek sekaligus
obyek dalam penelitian akan bisa didapatkan seobyektif mungkin. Artinya,
peneliti akan mampu membedakan 'pernyataan dan kenyataan' yang murni berdasarkan
fakta dengan 'pernyataan dan kenyataan' yang memutarbalikkan fakta.
Hal ini bisa dilakukan dengan cara menciptakan rapport
yang baik antara peneliti dengan orang tua yang ada di desa Pehkulon Papar
Kediri yang diteliti, mengkondisikan hubungan yang terbuka, mengembangkan
komitmen terhadap hubungan yang setara, serta mengakui bahwa masing-masing dari
peneliti dan yang diteliti adalah subyek dan sekaligus obyek dalam penelitian.
Dengan demikian, pikiran, persepsi, pandangan, kebutuhan dan kepentingan-kepentingan
orang tua di desa Pehkulon Papar Kediri yang diungkapkan secara subyektif akan
dapat dipahami dengan benar serta dapat ditangkap secara obyektif oleh
peneliti.
Pada akhirnya, subyektifitas para oang tua di desa
Pehkulon Papar Kediri yang diterima secara obyektif ini dapat dipakai sebagai
bahan diskusi dan acuan untuk mewujudkan hubungan sosial, khususnya hubungan
gender yang lebih setara dan adil.
- Populasi dan Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto: "populasi adalah keseluruhan data obyek
penelitian.[9]
Sedangkan sampel sebagai wakil populasi yang diteliti "[10]
Berdasarkan pendapat diatas, maka populasi dalam
penelitian ini adalah 563 kepala keluarga dari jumlah warga yang tinggal di
desa Pehkulon kecamatan Papar Kabupaten kediri.
Penentuan sampel sangat diperlukan dalam penelitian,
sebagai mana dikatakan oleh Winarno Surahmad:
"Karena tidak memungkinkan penyelidikan segenap populasi, padahal
tujuan penelitian adalah menemukan generalisasi yang berlaku secara umum. Maka
seringkali muncul penyelidikan terpaksa menggunakan sebagian saja dari
populasi, yakni sebuah sampel yang dapat dipandang representatif terhadap
populasi".[11]
Jadi penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah
penelitian sampel (Sampling Research), yang mana dalam penelitian ini tidak
meneliti semua populasi yang ada namun hanya menggunakan sebagian dari
populasi.
Untuk menentukan sampel, penulis belandaskan pada
pendapat SuharsimiArikunto yang menyatakan:
"Untuk sekedar ancer-ancer apabila subyekbya kurang dari seratus
lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya penelitian populasi,
selanjutnya jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau
20-25% atau lebih"
Bedasarkan pendapat diatas, maka peneliti menggunakan
besarnya sampel 15% dari jumlah keseluruhan populasi yang ada, yaitu sebanyak 84
KK. Sedang yang dijadikan responden adalah kedua orang tua.
- Metode Pengumpulan Data
Berdasarkan jenis dan sumber data yang diperoleh, seperti
penulis kemukakan diatas, maka metode yang digunakan untuk mengumpulkan data
dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.
Metode Angket
Metode Angket yaitu memberikan pertanyaan-pertanyaan
secara tertulis untuk mendapatkan jawaban. Metode angkat merupakan suatu daftar
pertanyaaan untuk memperoleh data yang berupa jawaban-jawaban dari responden.[12]
Metode ini digunakan untuk memperoleh
data tentang Bagaimanakah pandangan Masyarakat desa Pehkulon Papar Kediri tentang kewajiban mendidik anak bagi kedua orang tua, Bagaimanakah pandangan Masyarakat desa Pehkulon Papar Kediri tentang keteladanan yang harus diberikan oleh kedua orang tua Bagaimanakah pandangan
Masyarakat desa Pehkulon Papar Kediri tentang Keadilan terhadap semua anak
Adapun data ini diperoleh dari orang tua yang ada
didesa Pehkulon Kecamatan Papar Kabupaten Kediri, sebanyak 84 responden,
sebagaimana yang telah dijelaskan diatas.
2. Metode Wawancara
Metode interview adalah percakapan-percakapan dengan
maksud tertentu, percakapan ini dilaksanakan oleh dua pihak, yaitu
pewancara yang mengajukan pertanyaan dengan yang diwawancarai memberikan
jawaban atas pertanyaan itu.[13]
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang
latar belakang pendidikan orang tua, sikap orang tua terhadap anak-anaknya
dalam masalah pendidikan. Yang menjadi responden dalam hal ini adalah orang tua
sebanyak 84 KK.
Wawancara mendalam dalam penelitian ini
digunakan untuk mendapatkan data dari orang tua di desa Pehkulon Papar Kediri
sebagai informan. Wawancara ini terfokus pada upaya untuk mengetahui pandangan Masyarakat desa Pehkulon Papar
Kediri tentang tentang kewajiban mendidik anak bagi
kedua orang tua. Keteladanan yang harus diberikan oleh kedua orang tua pada
anak-anaknya, dan Keadilan terhadap semua anak.
Untuk
memperoleh informasi yang sangat mendalam, menyeluruh dan seobyektif mungkin
maka wawancara ini dilakukan dengan sebebas-bebasnya tetapi tetap mengacu pada
pedoman yang lebih disiapkan. Peneliti memberi keleluasaan pada informan untuk
mengungkapkan pandangan, perasaan, pengetahuan dan pengalamannya. Dalam hal ini
berkaitan dengan pandangan mereka tentang pendidikan berperspektif gender dalam
keluarga. Peneliti berusaha menjadi pendengar yang baik dan menjadi teman yang
menyenangkan. Sebab asumsinya, informan adalah orang yang paling tahu tentang
permasalahan dalam penelitian yang
sedang dilakukan.
Pengamatan
langsung dilakukan pada informan serta keadaan sekitarnya ketika sedang terjadi
wawancara. Ekspresi, nada bicara dan sikap informan saat berlangsung wawancara,
tidak lepas dari pengamatan yang peneliti.
Agar
dalam wawancara dan pengamatan ini didapatkan pandangan, pengetahuan dan
pengalaman para orang tua di desa Pehkulon Papar Kediri secara obyektif maka
peneliti bersikap terbuka terhadap mereka tentang dirinya, apa yang sedang dan
akan dilakukannya, serta apa yang menjadi tujuan dari penelitiannya ini.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumenter adalah pengumpulan data dari
data-data yang telah didokumentasikan dalam berbagai bentuk. Suharsimi Arikunto
mengatakan: "Bahwa metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal
atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, legger, agenda dan sebagainya".[14]
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang
struktur pemerintahan desa, jumlah penduduk, tingkat pendidikan, pekerjaan, mata
pencaharian , jumlah penduduk berdasarkan agama, jumlah tempat ibadah, jumlah
lembaga pendidikan serta data yang berhubungan dengan administrasi lainnya.
Adapun yang menjadi responden dalam hal ini adalah
Bapak Kepala Desa, Bapak Sekretaris desa dan dari kepala bagian pemerintahan.
4. Metode Observasi
Yang dimaksud metode observasi adalah suatu metode
pengumpulan data dengan jalan melalui pengamatan secara sistematis terhadap
obyek yang diteliti.[15]
Metode ini digunakan untuk mengetahui secara langsung
pelaksanaan pendidikan berperspektif gender yang dilakukan oleh orang tua dalam
kaitannya untuk memperoleh kebenaran dari hasil angket dan wawancara yang telah
dilakukan.
Adapun yang diobservasi adalah tentang pelaksanaan
pendidikan berperspektif gender dalam keluarga yang meliputi kewajiban mendidik
anak bagi kedua orang tua, keteladanan dan keadilan dalam mendidik anak bagi
kedua orang tua.
- Tehnik Analisis Data
Analisis
data adalah proses mengorganisasikan data, mengurutkan data kedalam pola,
kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesa kerja yang disajikan oleh data.[16]
Lebih tepatnya analisis data adalah proses yang memerlukan usaha untuk secara
formal mengidentifikasi tema-tema dan gagasan-gagasan yang ditampilkan oleh
data, serta upaya untuk menunjukkan bahwa tema dari gagasan tersebut didukung
oleh data.
Agar data yang
terkumpul mempunyai makna, maka diperlukan proses analisa data dengan cara
tertentu. Moh. Nasir mengatakan: "Data mentah yang telah dikumpulkan oleh peneliti tidak akan ada gunanya jika
tidak dianalisa. Analisa data merupakan
bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisalah, data
tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah
penelitian".[17]
Analisa data dalam penelitian ini dilakukan sejak
pengumpulan data dimulai, selama proses pengumpulan data dan setelah
meninggalkan lapangan penelitian. Meskipun analisa data telah dilakukan,
peneliti bisa kembali lagi untuk memperoleh data tambahan secukupnya, kemudian
dilakukan analisa lagi.
Adapun untuk analisa data yang terkumpul dipergunakan
teknik analisis yang sesuai dengan sifat
data yang ada, sebagai berikut:
1.
Untuk data yang bersifat
kualitatif, digunakan teknik analisa deskriptif dengan mengembangkan
teori-teori yang relevan dengan tujuan penelitian dan didasarkan pada
teori-teori yang sesuai.
2.
Untuk data yang bersifat
kuantitatif atau data yang diungkapkan dengan angka, digunakan teknik analisis
prosentase yang diambil dari teknik dimana frekwensi tertinggi digunakan
sebagai pedoman dalam pengambilan suatu kesimpulan.
Adapun formulasi rumusnya adalah:
F
P = ----- X 100%
N
Keterangan:
F = Frekwensi yang sedang dicari persentasenya.
N = Number of Case (jumlah frekwensi/ banyaknya individu)
P = Angka Prosentase
Dari
pencarian persentase diatas, kemudian ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat
kualitatif, dalam hal ini penulis berpedoman pada pendapat Suharsimi Arikunto
yang menafsirkan bahwa yang dikatakan baik (76-100%), cukup (56-76%), kurang
baik (40-55%), tidak baik (-45%).[18]
H. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menyeluruh dalam isi pembahasan
skripsi ini, maka secara global dapat dilihat pada sistematika penulisan
dibawah ini, sebagai berikut:
Bab I Merupakan Pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode pembahasan, metode penelitian
dan sistematika penulisan.
Bab II Merupakan kajian teori tentang
Pendidikan Dalam Keluarga, Pengertian Pendidikan, Pengertian Keluarga, Kewajiban
orang tua dalam memberikan pendidikan dan keteladanan bagi anak-anaknya, Pengertian
Gender, Perbedaan dan ketidakadilan Gender, Pandangan Agama tentang kedudukan
laki-laki dan perempuan, Keluarga Sebagai Lembaga Pendidikan Gender.
Bab III Merupakan pembahasan tentang analisis data yang diambil dari
realita-realita objek berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di desa
Pehkulon Papar Kediri. Dari sini penulis mengklasifikasi data-data dalam rangka
mengambil kesimpulan.
Bab IV Adalah merupakan bab terakhir yang membahas tentang kesimpulan
dari semua isi atau hasil penulisan skripsi ini baik secara teoritis maupun
secara empiris. Setelah itu penulis mengajukan saran-saran sesuai dengan hasil
kesimpulan sebagai tindak lanjutnya.
[1]
Lexy J.Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT.Rosda Karya,1999,hal.4
[2]
Robert Bogdan & Steven J. Taylor,Pengantar Metoda Penelitian Kualitatif,
Surabaya: Usaha
Nasional,1992,hal.21
[3]
Anselm Strauss & Juliet Corbin,Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif,Surabaya: PT.Bina Ilmu
Ofset,1997,hal.13
[4]
Zamroni,Pengantar Pengembangan Teori
Sosial,Yogyakarta: PT.Tiara
Wacana,1992,hal.81-82
[5]
Anselm Strauss & Juliet Corbin,;Op.Cit.hal:12
[6]
George Ritzer,Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda
(Penyadur:Alimandan ),Jakarta:
CV.Rajawali,2002,hal.49
[7]
George Ritzer,Op.Cit, hal:51
[8]
Siti Hidayati Amal,Penelitian Yang Berspektif Perempuan (dalam Ihromi
(peny.),Kajian Wanita Dalam Pembangunan) , Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,1995,hal.120
[9]
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka
Cipta, Yogyakarta, 1998, hlm. 115
[10]
Suharsimi Arikunto, Ibid, hlm. 117
[11]
Winarto Surahmad,Pengantar Penyelidikan Ilmiah Dasar dan Teknik,Tarsito,
Bandung, 1994,
hlm. 93
[12]
Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, Penerbit Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1984, hlm. 75
[13]
Lexy J. Moleong, Op. Cit, hlm. 135
[14]
Suharsimi Arikunto, Op.Cit, hlm. 236
[15]
Sutrisno Hadi, Op. Cit, hlm 153
[16]
Lexy J. Moleong. Op.Cit, hal: 103
[17]
Muh. Nasir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1999, hlm. 405
[18]
Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hlm.246
0 komentar:
Posting Komentar