Jumat, 06 April 2012

PENDIDIKAN KELUARGA BERBASIS GENDER DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT



1.      Metode Penelitian
  1. Pendekatan dan Paradigma
Penelitian ini bermaksud mendeskripsikan pandangan masyarakat desa Pehkulon Papar Kediri tentang Pendidikan Keluarga Berbasis Gender, yaitu apakah mendidik anak itu kewajiban bagi kedua orang tua. Apakah sikap Keteladanan harus diberikan oleh kedua orang tua pada anak-anaknya, dan apakah orang tua harus bersikap adil terhadap semua anak.
Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk melakukan pengujian statistik terhadap persoalan-persoalan yang dirumuskan, tetapi hanyalah memberikan gambaran (deskripsi) yang mendalam tentang permasalahan tersebut sesuai dengan data yang didapatkan dilapangan dan penafsiran peneliti. Dalam hal ini, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama[1].
Dengan demikian, pendekatan yang dipilih dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian untuk mengetahui perspektif masyarakat desa Pehkulon tentang Pendidikan Keluarga Berbasis Gender dengan menggunakan metode angket sedangkan Penelitian kualitatif dapat diartikan  penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti[2].
Penelitian kualitatif dapat digunakan untuk menemukan dan memahami apa yang tersembunyi di balik fenomena yang kadangkala merupakan suatu yang sulit untuk diketahui atau dipahami. Penelitian kualitatif juga diharapkan mampu memberikan suatu penjelasan secara terperinci tentang fenomena yang sulit disampaikan dengan metode kuantitatif [3].
Dalam penelitian kualitatif terdapat lima ciri pokok yang perlu diperhatikan. Pertama, penelitian kualitatif mempunyai latar belakang alami dan peneliti sendiri berperan sebagai instrumen inti. Kedua, penelitian kualitatif adalah bersifat deskriptif. Ketiga, penelitian kualitatif lebih menekankan proses daripada produk. Keempat, penelitian kualitatif cenderung menganalisa data secara induktif. Kelima, dalam penelitian kualitatif makna sangat penting artinya [4].
Penelitian kualitatif memungkinkan adanya kedekatan emosional karena subyektifitas peneliti tidak 'dibuat netral' untuk mencapai"kebenaran obyektif". Dalam penelitian ini, subyektifitas peneliti diangkat kepermukaan sebagai cara untuk menarik informasi. Hal ini berbeda dengan penelitian kuantitatif.
Sedangkan data yang bersifat kuantitatif atau data yang diungkapkan dengan angka, digunakan teknik analisis prosentase yang diambil dari teknik dimana frekwensi tertinggi digunakan sebagai pedoman dalam pengambilan suatu kesimpulan.
Untuk melakukan Penelitian kualitatif dibutuhkan ketrampilan tertentu. Ketrampilan tersebut adalah agar peneliti waspada, menganalisis situasi secara kritis, mengenal dan menghindarkan dari prasangka-prasangka, mendapatkan data yang betul-betul reliebel dan valid, serta berfikir secara abstrak[5].
 Untuk melakukan ketrampilan tersebut, lanjut Strauss dan Corbin, seorang peneliti kualitatif memerlukan teori dan kepekaan sosial, kemampuan untuk mempertahankan jarak analisis ketika pada saat yang bersamaan dalam menggunakan pengalaman-pengalaman masa lalu dan juga pengalaman serta pengetahuan teoritis untuk menginterpretasikan apa yang telah dilihatnya, begitu pula mengobservasi secara tajam, dan kemampuan dalam berinteraksi yang baik.
Adapun paradigma yang dipakai dalam penelitian ini adalah paradigma definisi sosial. Menurut Ritzer [6], ada tiga teori yang termasuk dalam paradigma ini, yaitu teori aksi, interaksionisme simbolik,dan fenomenologi.
Ketiga teori ini memiliki persamaan dalam ide dasarnya, yaitu bahwa manusia merupakan aktor yang kreatif dari realitas sosialnya. Realitas sosial bukan merupakan alat yang statis dari paksaan fakta sosial. Manusia mempunyai cukup banyak kebebasan untuk bertindak di luar batas kontrol dari fakta sosial itu.
Pengamat ketiga teori ini sama-sama tertarik kepada sesuatu yang terkandung di dalam pemikiran manusia, meskipun mereka tidak dapat menyelidiki secara langsung. Sesuatu yang terjadi didalam pemikiran manusia antara setiap stimulus dan respon yang dipancarkan menurut ketiga teori ini adalah merupakan hasil kreatif tindakan manusia. Dan inilah yang menjadi sasaran perhatian paradigma definisi sosial [7]. Karena itulah, metode penelitian yang digunakan sesuai dengan paradigma ini adalah metode penelitian yang bersifat kualitatif.
  1. Perspektif Gender dalam Penelitian
Penelitian yang berperspektif gender ini dikembangkan sebagai reaksi ketidakpuasan terhadap penelitian konvensional -yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif- yang telah berkembang dan dikenal di kalangan para ilmuwan.
Ciri-ciri penelitian yang berperspektif gender adalah:
1.       Penelitian ini berusaha untuk mengungkap tentang peran dan sikap  orang tua dalam memberikan pendidikan kepada semua anaknya dalam keluarga  yang cenderung bias gender.
2.       Penelitian ini berguna untuk perempuan, Artinya, penelitian ini dimaksudkan untuk memperbaiki kehidupan perempuan.
3.       Dalam penelitian ini, peneliti harus mampu menempatkan diri dalam posisi subyek yang diteliti secara kritis. Peneliti harus mampu berempati kepada yang diteliti, tetapi empati yang kritis, sehingga tidak terhanyut bersama orang yang diteliti.
Hubungan antara peneliti dengan yang diteliti dalam penelitian ini adalah hubungan komunikatif. Diantara mereka harus tercipta rapport (perasaan keterhubungan) yang baik, sehingga komunikasi antar mereka menjadi terbuka tanpa ada yang perlu disembunyikan. Hal ini menuntut adanya hubungan yang setara. Dalam penelitian ini, peneliti tidak harus menjadi subyek, tetapi juga menjadi obyek. Begitu juga orang-orang yang diteliti tidak selalu menjadi obyek, tetapi juga menjadi subyek[8].
Dengan memiliki komitmen pada hubungan yang setara ini maka latar belakang sosial yang berbeda tidak menghalangi peneliti untuk menciptakan rapport yang baik dengan yang diteliti. Demikian ini akan membuat peneliti memahami betul pikiran, persepsi, kebutuhan, kepentingan dan permasalahan dari orang-orang yang diteliti.
Penelitian yang akan dilakukan ini adalah bermaksud mendeskripsikan serta mencari prosentase dari pandangan masyarakat desa Pehkulon Papar Kediri tentang Pendidikan Keluarga Berbasis Gender,
Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memunculkan pengetahuan dan pengalaman orang tua tentang kepekaannya terhadap hubungan gender yang ada di keluarganya. Dengan demikian akan dapat dipahami apakah mereka memiliki kepekaan gender atau tidak. Bila mereka memiliki kepekaan gender, berarti segala pengetahuan dan pengalaman dalam hidupnya akan disertai oleh pengalaman tentang hubungan gender yang adil. Bila tidak peka gender, berarti mereka akan menganggap bahwa kelompok tertentu (laki-laki) lebih unggul dibanding kelompok yang lain (perempuan).
Dengan menggunakan perspektif gender, subyektifitas pandangan orang tua di desa Pehkulon Papar Kediri yang menjadi subyek sekaligus obyek dalam penelitian akan bisa didapatkan seobyektif mungkin. Artinya, peneliti akan mampu membedakan 'pernyataan dan kenyataan' yang murni berdasarkan fakta dengan 'pernyataan dan kenyataan' yang memutarbalikkan fakta.
Hal ini bisa dilakukan dengan cara menciptakan rapport yang baik antara peneliti dengan orang tua yang ada di desa Pehkulon Papar Kediri yang diteliti, mengkondisikan hubungan yang terbuka, mengembangkan komitmen terhadap hubungan yang setara, serta mengakui bahwa masing-masing dari peneliti dan yang diteliti adalah subyek dan sekaligus obyek dalam penelitian. Dengan demikian, pikiran, persepsi, pandangan, kebutuhan dan kepentingan-kepentingan orang tua di desa Pehkulon Papar Kediri yang diungkapkan secara subyektif akan dapat dipahami dengan benar serta dapat ditangkap secara obyektif oleh peneliti.
Pada akhirnya, subyektifitas para oang tua di desa Pehkulon Papar Kediri yang diterima secara obyektif ini dapat dipakai sebagai bahan diskusi dan acuan untuk mewujudkan hubungan sosial, khususnya hubungan gender yang lebih setara dan adil.



  1. Populasi dan Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto: "populasi adalah keseluruhan data obyek penelitian.[9] Sedangkan sampel sebagai wakil populasi yang diteliti "[10]
Berdasarkan pendapat diatas, maka populasi dalam penelitian ini adalah 563 kepala keluarga dari jumlah warga yang tinggal di desa Pehkulon kecamatan Papar Kabupaten kediri.
Penentuan sampel sangat diperlukan dalam penelitian, sebagai mana dikatakan oleh Winarno Surahmad:
"Karena tidak memungkinkan penyelidikan segenap populasi, padahal tujuan penelitian adalah menemukan generalisasi yang berlaku secara umum. Maka seringkali muncul penyelidikan terpaksa menggunakan sebagian saja dari populasi, yakni sebuah sampel yang dapat dipandang representatif terhadap populasi".[11]
Jadi penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian sampel (Sampling Research), yang mana dalam penelitian ini tidak meneliti semua populasi yang ada namun hanya menggunakan sebagian dari populasi.
Untuk menentukan sampel, penulis belandaskan pada pendapat SuharsimiArikunto yang menyatakan:
"Untuk sekedar ancer-ancer apabila subyekbya kurang dari seratus lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih"
Bedasarkan pendapat diatas, maka peneliti menggunakan besarnya sampel 15% dari jumlah keseluruhan populasi yang ada, yaitu sebanyak 84 KK. Sedang yang dijadikan responden adalah kedua orang tua.
  1. Metode Pengumpulan Data
Berdasarkan jenis dan sumber data yang diperoleh, seperti penulis kemukakan diatas, maka metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian  ini adalah sebagai berikut:
1.             Metode Angket
Metode Angket yaitu memberikan pertanyaan-pertanyaan secara tertulis untuk mendapatkan jawaban. Metode angkat merupakan suatu daftar pertanyaaan untuk memperoleh data yang berupa jawaban-jawaban dari responden.[12]
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang Bagaimanakah pandangan Masyarakat desa Pehkulon Papar Kediri tentang kewajiban mendidik anak bagi kedua orang tua, Bagaimanakah pandangan Masyarakat desa Pehkulon Papar Kediri tentang keteladanan yang harus diberikan oleh kedua orang tua Bagaimanakah pandangan Masyarakat desa Pehkulon Papar Kediri tentang Keadilan terhadap semua anak
Adapun data ini diperoleh dari orang tua yang ada didesa Pehkulon Kecamatan Papar Kabupaten Kediri, sebanyak 84 responden, sebagaimana yang telah dijelaskan diatas.
2. Metode Wawancara
Metode interview adalah percakapan-percakapan dengan maksud tertentu, percakapan ini dilaksanakan oleh dua pihak, yaitu pewancara yang mengajukan pertanyaan dengan yang diwawancarai memberikan jawaban atas pertanyaan itu.[13]
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang latar belakang pendidikan orang tua, sikap orang tua terhadap anak-anaknya dalam masalah pendidikan. Yang menjadi responden dalam hal ini adalah orang tua sebanyak 84 KK.
Wawancara mendalam dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data dari orang tua di desa Pehkulon Papar Kediri sebagai informan. Wawancara ini terfokus pada upaya untuk mengetahui  pandangan Masyarakat desa Pehkulon Papar Kediri tentang tentang kewajiban mendidik anak bagi kedua orang tua. Keteladanan yang harus diberikan oleh kedua orang tua pada anak-anaknya, dan Keadilan terhadap semua anak.
Untuk memperoleh informasi yang sangat mendalam, menyeluruh dan seobyektif mungkin maka wawancara ini dilakukan dengan sebebas-bebasnya tetapi tetap mengacu pada pedoman yang lebih disiapkan. Peneliti memberi keleluasaan pada informan untuk mengungkapkan pandangan, perasaan, pengetahuan dan pengalamannya. Dalam hal ini berkaitan dengan pandangan mereka tentang pendidikan berperspektif gender dalam keluarga. Peneliti berusaha menjadi pendengar yang baik dan menjadi teman yang menyenangkan. Sebab asumsinya, informan adalah orang yang paling tahu tentang permasalahan dalam penelitian  yang sedang dilakukan.
Pengamatan langsung dilakukan pada informan serta keadaan sekitarnya ketika sedang terjadi wawancara. Ekspresi, nada bicara dan sikap informan saat berlangsung wawancara, tidak lepas dari pengamatan yang peneliti.
Agar dalam wawancara dan pengamatan ini didapatkan pandangan, pengetahuan dan pengalaman para orang tua di desa Pehkulon Papar Kediri secara obyektif maka peneliti bersikap terbuka terhadap mereka tentang dirinya, apa yang sedang dan akan dilakukannya, serta apa yang menjadi tujuan dari penelitiannya ini.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumenter adalah pengumpulan data dari data-data yang telah didokumentasikan dalam berbagai bentuk. Suharsimi Arikunto mengatakan: "Bahwa metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya".[14]
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang struktur pemerintahan desa, jumlah penduduk, tingkat pendidikan, pekerjaan, mata pencaharian , jumlah penduduk berdasarkan agama, jumlah tempat ibadah, jumlah lembaga pendidikan serta data yang berhubungan dengan administrasi lainnya.
Adapun yang menjadi responden dalam hal ini adalah Bapak Kepala Desa, Bapak Sekretaris desa dan dari kepala bagian pemerintahan.
4. Metode Observasi
Yang dimaksud metode observasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan jalan melalui pengamatan secara sistematis terhadap obyek yang diteliti.[15]
Metode ini digunakan untuk mengetahui secara langsung pelaksanaan pendidikan berperspektif gender yang dilakukan oleh orang tua dalam kaitannya untuk memperoleh kebenaran dari hasil angket dan wawancara yang telah dilakukan.
Adapun yang diobservasi adalah tentang pelaksanaan pendidikan berperspektif gender dalam keluarga yang meliputi kewajiban mendidik anak bagi kedua orang tua, keteladanan dan keadilan dalam mendidik anak bagi kedua orang tua.               
  1. Tehnik Analisis Data
          Analisis data adalah proses mengorganisasikan data, mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesa kerja yang disajikan oleh data.[16] Lebih tepatnya analisis data adalah proses yang memerlukan usaha untuk secara formal mengidentifikasi tema-tema dan gagasan-gagasan yang ditampilkan oleh data, serta upaya untuk menunjukkan bahwa tema dari gagasan tersebut didukung oleh data.
Agar data yang terkumpul mempunyai makna, maka diperlukan proses analisa data dengan cara tertentu. Moh. Nasir mengatakan: "Data mentah yang telah dikumpulkan  oleh peneliti tidak akan ada gunanya jika tidak dianalisa. Analisa  data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisalah, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian".[17]
Analisa data dalam penelitian ini dilakukan sejak pengumpulan data dimulai, selama proses pengumpulan data dan setelah meninggalkan lapangan penelitian. Meskipun analisa data telah dilakukan, peneliti bisa kembali lagi untuk memperoleh data tambahan secukupnya, kemudian dilakukan analisa lagi.
Adapun untuk analisa data yang terkumpul dipergunakan teknik  analisis yang sesuai dengan sifat data yang ada, sebagai berikut:
1.         Untuk data yang bersifat kualitatif, digunakan teknik analisa deskriptif dengan mengembangkan teori-teori yang relevan dengan tujuan penelitian dan didasarkan pada teori-teori yang sesuai.
2.         Untuk data yang bersifat kuantitatif atau data yang diungkapkan dengan angka, digunakan teknik analisis prosentase yang diambil dari teknik dimana frekwensi tertinggi digunakan sebagai pedoman dalam pengambilan suatu kesimpulan.



Adapun formulasi rumusnya adalah:
         F
P = ----- X 100%
               N

Keterangan:
F = Frekwensi yang sedang dicari persentasenya.
N = Number of Case (jumlah frekwensi/ banyaknya individu)
P = Angka Prosentase
              Dari pencarian persentase diatas, kemudian ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat kualitatif, dalam hal ini penulis berpedoman pada pendapat Suharsimi Arikunto yang menafsirkan bahwa yang dikatakan baik (76-100%), cukup (56-76%), kurang baik (40-55%), tidak baik (-45%).[18]

H. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menyeluruh dalam isi pembahasan skripsi ini, maka secara global dapat dilihat pada sistematika penulisan dibawah ini, sebagai berikut:
Bab I Merupakan Pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode pembahasan, metode penelitian dan  sistematika penulisan.
Bab II Merupakan kajian teori  tentang Pendidikan Dalam Keluarga, Pengertian Pendidikan, Pengertian Keluarga, Kewajiban orang tua dalam memberikan pendidikan dan keteladanan bagi anak-anaknya, Pengertian Gender, Perbedaan dan ketidakadilan Gender, Pandangan Agama tentang kedudukan laki-laki dan perempuan, Keluarga Sebagai Lembaga Pendidikan Gender.
Bab III Merupakan pembahasan tentang analisis data yang diambil dari realita-realita objek berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di desa Pehkulon Papar Kediri. Dari sini penulis mengklasifikasi data-data dalam rangka mengambil kesimpulan.
Bab IV Adalah merupakan bab terakhir yang membahas tentang kesimpulan dari semua isi atau hasil penulisan skripsi ini baik secara teoritis maupun secara empiris. Setelah itu penulis mengajukan saran-saran sesuai dengan hasil kesimpulan sebagai tindak lanjutnya.


[1] Lexy J.Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT.Rosda Karya,1999,hal.4
[2] Robert Bogdan & Steven J. Taylor,Pengantar Metoda Penelitian Kualitatif, Surabaya: Usaha Nasional,1992,hal.21
[3] Anselm Strauss & Juliet Corbin,Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif,Surabaya: PT.Bina Ilmu Ofset,1997,hal.13
[4] Zamroni,Pengantar Pengembangan  Teori Sosial,Yogyakarta: PT.Tiara Wacana,1992,hal.81-82
[5] Anselm Strauss & Juliet Corbin,;Op.Cit.hal:12
[6] George Ritzer,Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda (Penyadur:Alimandan ),Jakarta: CV.Rajawali,2002,hal.49
[7] George Ritzer,Op.Cit, hal:51
[8] Siti Hidayati Amal,Penelitian Yang Berspektif Perempuan (dalam Ihromi (peny.),Kajian Wanita Dalam Pembangunan) , Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,1995,hal.120
[9] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Yogyakarta, 1998, hlm. 115
[10] Suharsimi Arikunto, Ibid, hlm. 117
[11] Winarto Surahmad,Pengantar Penyelidikan Ilmiah Dasar dan Teknik,Tarsito, Bandung, 1994, hlm. 93
[12] Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, Penerbit Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1984, hlm. 75
[13] Lexy J. Moleong, Op. Cit, hlm. 135
[14] Suharsimi Arikunto, Op.Cit, hlm. 236
[15] Sutrisno Hadi, Op. Cit, hlm 153
[16] Lexy J. Moleong. Op.Cit,  hal: 103
[17] Muh. Nasir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1999, hlm. 405
[18] Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hlm.246

0 komentar:

Posting Komentar

Blogger news

Blogroll

 
Design by Automotive | Bloggerized by Free Blogger Templates | Hot Deal