Selasa, 03 April 2012

Pendahuluan



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlakukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Itulah tujuan pendidikan agama Islam yang dicantumkan dalam pasal Undang-undang RI No. 20 tentang SISDIKNAS.
Sedangkan Pendidikan Islam adalah pendidikan individual dan masyarakat, karena di dalam ajaran Islam berisi tentang sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat, menuju kesejahteraan hidup perorangan dan bersama serta lebih banyak menekankan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan sendiri maupun orang lain (Zakiah Daradjat, 1996:28).
Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah atau di madrasah, dalam pelaksanaannya masih menunjukkan berbagai permasahalan yang kurang menyenangkan.  Seperti halnya proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah saat ini masih sebatas sebagai proses penyampaian “pengetahuan tentang Agama Islam.” Hanya sedikit yang arahnya pada proses internalisasi nilai-nilai Islam pada diri siswa. Hal ini dapat dilihat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru masih dominan ceramah. Proses internalisasi tidak secara otomatis terjadi ketika nilai-nilai tertentu sudah dipahami oleh siswa. Artinya, metode ceramah yang digunakan guru ketika mengajar PAI berpeluang besar gagalnya proses internalisasi nilai-nilai agama Islam pada diri siswa, hal ini disebabkan siswa kurang termotivasi untuk belajar materi PAI (Saepul Hamdani, 2003: 1).
Begitu juga selama ini banyak berbagai kritik terhadap pelaksanaan pendidikan agama yang sedang berlangsung di sekolah, bahwa PAI di sekolah lebih bersifat verbalistik dan formalis atau merupakan tempelan saja. Metodologi pendidikan agama tidak kunjung berubah sejak dulu hingga sekarang, padahal masyarakat yang dihadapi sudah banyak mengalami perubahan. Pendekatan PAI cenderung normatif tanpa dibarengi ilustrasi konteks sosial budaya, sehingga siswa kurang menghayati nilai-nilai agama sebagai nilai yang hidup dalam keseharian.
Seperti halnya metode pembelajaran agama Islam yang selama ini lebih ditekankan pada hafalan (padahal Islam penuh dengan nilai-nilai yang harus dipraktekkan dalam perilaku keseharian), akibatnya siswa kurang memahami kegunaan dan manfaat dari apa yang telah dipelajari dalam materi PAI yang menyebabkan tidak adanya motivasi siswa untuk belajar materi PAI.
Dalam upaya untuk merealisasikan pelaksanaan pendidikan agama Islam, guru dituntut untuk menguasai pengetahuan yang memadai dan teknik-teknik mengajar yang baik agar ia mampu menciptakan suasana pengajaran yang efektif dan efisien atau dapat mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Saepul Hamdani, 2003: 1).
Melihat kenyataan yang ada di lapangan, sebagian besar teknik dan suasana pengajaran di sekolah-sekolah yang digunakan para guru kita tampaknya lebih banyak menghambat untuk memotivasi potensi otak. Sebagai contoh, seorang peserta didik hanya disiapkan sebagai seorang anak yang harus mau mendengarkan, mau menerima seluruh informasi dan mentaati segala perlakuan gurunya. Dan yang lebih parah lagi adalah fakta bahwa semua yang dipelajari di bangku sekolah itu ternyata tidak integratif dengan kehidupan sehari-hari. Bahkan tak jarang realitas sehari-hari yang mereka saksikan bertolak belakang dengan pelajaran di sekolah. Budaya dan mental semacam ini pada gilirannya membuat siswa tidak mampu mengaktivasi kemampuan otaknya. Sehingga mereka tidak memiliki keberanian menyampaikan pendapat, lemah penalaran dan tergantung pada orang lain (Indra Djati, 2003: 24).  
Untuk memilih metode dan teknik yang digunakan memang memerlukan keahlian tersendiri. Seorang pendidik harus pandai memilih metode dan teknik yang akan dipergunakan, dan teknik tersebut harus dapat memotivasi serta memberikan kepuasan bagi anak didiknya seperti hasil atau prestasi belajar siswa yang semakin meningkat.
Untuk menjawab persoalan-persoalan tersebut perlu diterapkan suatu cara alternatif guna mempelajari PAI yang kondusif dengan suasana yang cenderung rekreatif sehingga memotivasi siswa untuk mengembangkan potensi kreativitasnya. Salah satu alternatif yang bisa digunakan adalah dengan penerapan suatu paradigma baru dalam pembelajaran di kelas yaitu dengan metode pembelajaran kontekstual, dikarenakan ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan lebih baik jika lingkungannya diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak-anak “mengalami” apa yang dipelajarinya, bukan “mengetahui”-nya.
Salah satu alternatif yang bisa dilakukan dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa pada materi PAI yaitu dengan penerapan teknik Learning Community. Teknik Learning Community adalah salah satu dari tujuh komponen yang mendasari penerapan pembelajaran kontekstual. Teknik Learning Community merupakan suatu teknik belajar dengan bekerja sama dengan orang lain untuk menciptakan pembelajaran yang lebih baik dibanding dengan belajar sendiri (Nurhadi, 2004: 47).
Maka dengan penggunaan teknik Learning Community ini diharapkan agar materi pelajaran PAI dapat mudah dipahami dan dapat meningkatkan motivasi serta prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang menyatakan bahwa salah satu cara menggerakkan motivasi belajar adalah dengan pelaksanaan kelompok belajar (Oemar Hamalik, 2001:167).
Oleh karena itulah maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berhubungan dengan metode pembelajaran dengan pendekatan kontekstual khususnya teknik Learning Community. Maka penulis berinisiatif untuk   mengambil judul “Aplikasi Pembelajaran Kontekstual pada Bidang Study PAI dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa di SDN Ketawanggede 1 Malang”.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas oleh penulis dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

1.       Apakah aplikasi pembelajaran kontekstual dengan teknik Learning Community dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas IVa di SDN Ketawanggede 1 Malang pada bidang studi PAI?

2.       Bagaimana aplikasi pembelajaran kontekstual dengan teknik Learning Community yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas IVa di SDN ketawanggede 1 Malang pada bidang studi PAI?

C.     Tujuan Penelitian

Sebagaimana rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini yaitu:
1.       Mengetahui apakah aplikasi pembelajaran kontekstual dengan teknik Learning Community dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas IVa di SDN Ketawanggede 1 Malang.pada bidang studi PAI.
2.      Mengetahui aplikasi pembelajaran kontekstual dengan teknik Learning Community yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas IVa di SDN Ketawanggede 1 Malang pada bidang studi PAI.

D.    Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama:
1.      Sekolah
Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan masukan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran PAI.
2.         Guru Pendidikan Agama Islam
Sebagai bahan pertimbangan bagi guru-guru di sekolah dalam pemilihan metode dan teknik untuk meningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI.
3.         Penulis
Mendapatkan wawasan dan pengalaman praktis di bidang penelitian. Selain itu hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bekal bila sudah menjadi tenaga pendidik.

E.     Penegasan Istilah

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang arah penulisan skripsi ini ada baiknya penulis menjelaskan terlebih dahulu kata kunci yang terdapat dalam pembahasan ini.
1.      Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pegetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Nurhadi, dkk, 2004: 13).
2.      Teknik
Teknik adalah cara yang digunakan oleh guru atau instruktur dalam menyajikan pelajaran, atau bisa diartikan sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik (Roestiyah 2001: 1).
3.      Learning Community (Masyarakat Belajar)
Learning Community (masyarakat belajar) pada dasarnya mengandung arti adanya kelompok belajar yang berkomunikasi untuk berbagi gagasan dan pengalaman, ada kerja sama untuk memecahkan masalah (Nurhadi dkk, 2004:47).
4.      Pendidikan Agama Islam (PAI)
Pendidikan Islam adalah pendidikan individual dan masyarakat, karena di dalam ajaran Islam berisi tentang sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat, menuju kesejahteraan hidup perorangan dan bersama serta lebih banyak menekankan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan sendiri maupun orang lain (Zakiah Daradjat, 1996:28).


5.      Motivasi Belajar
Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu (Ngalim Purwanto, 2000: 60).
Adapun yang dimaksud dengan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 2).
Jadi motivasi belajar adalah suatu kegiatan guru yang mengandung arti membangkitkan, memberi kekuatan, dan mengarahkan tingkah laku yang diinginkan serta dianggap serta dianggap efektif jika dapat memberikan unsur emosi dalam belajar (Siti Kusrini, 1983: 2).
6.      Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar (Syaiful Bahri, 1994: 23). 

F.      Ruang Lingkup Pembahasan

Pembahasan penelitian tidak lepas dari ruang lingkup pembahasan. Hal ini untuk menghindari kekaburan dan kesimpangsiuran dalam pembahasan, sehingga dapat mengarah kepada pokok bahasan yang ingin dicapai.


Adapun ruang lingkup pembahasan skripsi ini adalah:
1.       Penelitian ini hanya membahas tentang pembelajaran kontekstual dengan teknik Learning Community yang diterapkan pada bidang studi PAI di SDN Ketawanggede 1 Malang.
2.       Upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa terhadap pelajaran PAI melalui penerapan pembelajaran kontekstual dengan teknik  Learning Community.

G.  Sistematika Pembahasan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh tentang isi skripsi ini, secara singkat dapat dilihat dalam sistematika pembahasan di bawah ini, dimana dalam skripsi ini dibagi menjadi lima bab, antara lain:
BAB I          : Pendahuluan.
Bab ini merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, ruang lingkup pembahasan, dan sistematika pembahasan.
BAB II        : Kajian Teori.
Dalam bab ini berisi tentang kajian teori yaitu pembahasan tentang pembelajaran kontekstual yang meliputi pengertian, latar belakang, prinsip penerapan, karakteristik, tujuh komponen utama, dan keunggulan pembelajaran kontekstual serta perbedaan pembelajaran kontekstual dengan pembelajaran tradisional. Tinjauan umun tentanng teknik yang meliputi pengertian dan tujuan teknik. Tinjauan umum tentang Learning Community yang meliputi pengertian dan kerangka penerapan teknik Learning Community. Tinjauan tentang PAI yang meliputi pengertian, dasar dan tujuan, materi PAI, serta pentingnya pendekatan pembelajaran CTL bagi PAI. Tinjauan umum tentang motivasi belajar siswa yang meliput pengertian, jenis – jenis motivasi, motivasi belajar, fungsi motivasi dan  cara-cara menumbuhkan motivasi belajar. Serta tinjauan tentang prestasi belajar siswa yang meliputi pengertian prestasi belajar, faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, serta cara menentukan prestasi belajar.
BAB III       : Metode Penelitian.
Dalam bab ini berisi tentang desain dan jenis penelitian, kehadiran peneliti di lapangan, lokasi penelitian, sumber data dan jenis data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahapan penelitian.
BAB IV       : Paparan Data dan Temuan Penelitian
Dalam bab ini berisi tentang latar belakang obyek penelitian, paparan data yang meliputi observasi sebelum tindakan, Pre Test, dan hasil pre test. Siklus I sampai siklus III yang meliputi rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan, serta refleksi. Bab ini diakhiri dengan pembahasan.
BAB  V       : Kesimpulan dan Saran
Bab ini merupakan akhir dari pembahasan yang berisi tentang kesimpulan terhadap pembahasan data-data yang telah dianalisis dan saran-saran sebagai bahan pertimbangan.

0 komentar:

Posting Komentar

Blogger news

Blogroll

 
Design by Automotive | Bloggerized by Free Blogger Templates | Hot Deal