BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlakukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Itulah tujuan
pendidikan agama Islam yang dicantumkan dalam pasal Undang-undang RI No. 20
tentang SISDIKNAS.
Sedangkan Pendidikan Islam adalah pendidikan individual
dan masyarakat, karena di dalam ajaran Islam berisi tentang sikap dan tingkah
laku pribadi masyarakat, menuju kesejahteraan hidup perorangan dan bersama
serta lebih banyak menekankan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud
dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan sendiri maupun orang lain (Zakiah Daradjat,
1996:28).
Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah atau di
madrasah, dalam pelaksanaannya masih menunjukkan berbagai permasahalan yang
kurang menyenangkan. Seperti halnya
proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah saat ini masih
sebatas sebagai proses penyampaian “pengetahuan tentang Agama Islam.” Hanya
sedikit yang arahnya pada proses internalisasi nilai-nilai Islam pada diri
siswa. Hal ini dapat dilihat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru masih
dominan ceramah. Proses internalisasi tidak secara otomatis terjadi ketika
nilai-nilai tertentu sudah dipahami oleh siswa. Artinya, metode ceramah yang
digunakan guru ketika mengajar PAI berpeluang besar gagalnya proses
internalisasi nilai-nilai agama Islam pada diri siswa, hal ini disebabkan siswa
kurang termotivasi untuk belajar materi PAI (Saepul Hamdani, 2003: 1).
Begitu juga selama ini banyak berbagai kritik terhadap
pelaksanaan pendidikan agama yang sedang berlangsung di sekolah, bahwa PAI di
sekolah lebih bersifat verbalistik dan formalis atau merupakan tempelan saja.
Metodologi pendidikan agama tidak kunjung berubah sejak dulu hingga sekarang,
padahal masyarakat yang dihadapi sudah banyak mengalami perubahan. Pendekatan
PAI cenderung normatif tanpa dibarengi ilustrasi konteks sosial budaya,
sehingga siswa kurang menghayati nilai-nilai agama sebagai nilai yang hidup
dalam keseharian.
Seperti halnya metode pembelajaran agama Islam yang
selama ini lebih ditekankan pada hafalan (padahal Islam penuh dengan
nilai-nilai yang harus dipraktekkan dalam perilaku keseharian), akibatnya siswa
kurang memahami kegunaan dan manfaat dari apa yang telah dipelajari dalam
materi PAI yang menyebabkan tidak adanya motivasi siswa untuk belajar materi
PAI.
Dalam upaya untuk merealisasikan pelaksanaan pendidikan
agama Islam, guru dituntut untuk menguasai pengetahuan yang memadai dan
teknik-teknik mengajar yang baik agar ia mampu menciptakan suasana pengajaran
yang efektif dan efisien atau dapat mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan
yang diharapkan (Saepul Hamdani, 2003: 1).
Melihat kenyataan yang ada di lapangan, sebagian besar teknik
dan suasana pengajaran di sekolah-sekolah yang digunakan para guru kita
tampaknya lebih banyak menghambat untuk memotivasi potensi otak. Sebagai
contoh, seorang peserta didik hanya disiapkan sebagai seorang anak yang harus
mau mendengarkan, mau menerima seluruh informasi dan mentaati segala perlakuan
gurunya. Dan yang lebih parah lagi adalah fakta bahwa semua yang dipelajari di
bangku sekolah itu ternyata tidak integratif dengan kehidupan sehari-hari.
Bahkan tak jarang realitas sehari-hari yang mereka saksikan bertolak belakang
dengan pelajaran di sekolah. Budaya dan mental semacam ini pada gilirannya
membuat siswa tidak mampu mengaktivasi kemampuan otaknya. Sehingga mereka tidak
memiliki keberanian menyampaikan pendapat, lemah penalaran dan tergantung pada
orang lain (Indra Djati, 2003: 24).
Untuk memilih metode dan teknik yang digunakan memang
memerlukan keahlian tersendiri. Seorang pendidik harus pandai memilih metode
dan teknik yang akan dipergunakan, dan teknik tersebut harus dapat memotivasi
serta memberikan kepuasan bagi anak didiknya seperti hasil atau prestasi
belajar siswa yang semakin meningkat.
Untuk menjawab persoalan-persoalan tersebut perlu diterapkan
suatu cara alternatif guna mempelajari PAI yang kondusif dengan suasana yang
cenderung rekreatif sehingga memotivasi siswa untuk mengembangkan potensi
kreativitasnya. Salah satu alternatif yang bisa digunakan adalah dengan
penerapan suatu paradigma baru dalam pembelajaran di kelas yaitu dengan metode
pembelajaran kontekstual, dikarenakan ada kecenderungan dewasa ini untuk
kembali pada pemikiran bahwa anak akan lebih baik jika lingkungannya diciptakan
alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak-anak “mengalami” apa yang dipelajarinya,
bukan “mengetahui”-nya.
Salah satu alternatif yang bisa dilakukan dalam menumbuhkan
motivasi belajar siswa pada materi PAI yaitu dengan penerapan teknik Learning Community. Teknik Learning Community adalah salah satu
dari tujuh komponen yang mendasari penerapan pembelajaran kontekstual. Teknik Learning Community merupakan suatu
teknik belajar dengan bekerja sama dengan orang lain untuk menciptakan pembelajaran
yang lebih baik dibanding dengan belajar sendiri (Nurhadi, 2004: 47).
Maka dengan penggunaan teknik Learning Community ini
diharapkan agar materi pelajaran PAI dapat mudah dipahami dan dapat
meningkatkan motivasi serta prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI.
Hal ini sejalan dengan pernyataan yang menyatakan bahwa salah satu cara menggerakkan motivasi belajar
adalah dengan pelaksanaan kelompok belajar (Oemar Hamalik, 2001:167).
Oleh karena itulah maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian yang berhubungan dengan metode pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual khususnya teknik Learning
Community. Maka penulis berinisiatif untuk
mengambil judul “Aplikasi
Pembelajaran Kontekstual pada Bidang Study PAI dalam Meningkatkan Motivasi dan
Prestasi Belajar Siswa di SDN Ketawanggede 1 Malang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang tersebut di atas, maka dapat
dirumuskan masalah yang akan dibahas oleh penulis dalam skripsi ini adalah
sebagai berikut:
1. Apakah aplikasi pembelajaran kontekstual dengan teknik Learning Community dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas IVa di SDN Ketawanggede 1 Malang pada bidang studi PAI?
2. Bagaimana aplikasi pembelajaran kontekstual dengan teknik Learning Community yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas IVa di SDN ketawanggede 1 Malang pada bidang studi PAI?
C. Tujuan Penelitian
Sebagaimana
rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini yaitu:
1.
Mengetahui apakah aplikasi pembelajaran kontekstual dengan
teknik Learning Community dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas IVa di SDN Ketawanggede
1 Malang.pada bidang studi PAI.
2.
Mengetahui aplikasi pembelajaran kontekstual dengan
teknik Learning Community yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi
belajar siswa kelas IVa di SDN Ketawanggede 1 Malang pada bidang studi PAI.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian
ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama:
1. Sekolah
Sebagai
sumbangan pemikiran dan bahan masukan dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran PAI.
2.
Guru Pendidikan Agama Islam
Sebagai
bahan pertimbangan bagi guru-guru di sekolah dalam pemilihan metode dan teknik
untuk meningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran
PAI.
3.
Penulis
Mendapatkan
wawasan dan pengalaman praktis di bidang penelitian. Selain itu hasil
penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bekal bila sudah menjadi tenaga
pendidik.
E. Penegasan Istilah
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang arah penulisan
skripsi ini ada baiknya penulis menjelaskan terlebih dahulu kata kunci yang
terdapat dalam pembahasan ini.
1.
Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran
kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pegetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari (Nurhadi, dkk, 2004: 13).
2.
Teknik
Teknik
adalah cara yang digunakan oleh guru atau instruktur dalam menyajikan
pelajaran, atau bisa diartikan sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru
untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas,
agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa
dengan baik (Roestiyah 2001: 1).
3.
Learning
Community (Masyarakat Belajar)
Learning Community (masyarakat belajar)
pada dasarnya mengandung arti adanya kelompok belajar yang berkomunikasi untuk
berbagi gagasan dan pengalaman, ada kerja sama untuk memecahkan masalah
(Nurhadi dkk, 2004:47).
4.
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Pendidikan
Islam adalah pendidikan individual dan masyarakat, karena di dalam ajaran Islam
berisi tentang sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat, menuju kesejahteraan
hidup perorangan dan bersama serta lebih banyak menekankan kepada perbaikan sikap
mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan sendiri
maupun orang lain (Zakiah Daradjat, 1996:28).
5.
Motivasi Belajar
Motivasi
adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan
sesuatu (Ngalim Purwanto, 2000: 60).
Adapun
yang dimaksud dengan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
(Slameto, 2003: 2).
Jadi
motivasi belajar adalah suatu kegiatan guru yang mengandung arti membangkitkan,
memberi kekuatan, dan mengarahkan tingkah laku yang diinginkan serta dianggap
serta dianggap efektif jika dapat memberikan unsur emosi dalam belajar (Siti
Kusrini, 1983: 2).
6.
Prestasi Belajar
Prestasi
belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan
perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar (Syaiful
Bahri, 1994: 23).
F. Ruang Lingkup Pembahasan
Pembahasan penelitian tidak lepas dari ruang lingkup
pembahasan. Hal ini untuk menghindari kekaburan dan kesimpangsiuran dalam
pembahasan, sehingga dapat mengarah kepada pokok bahasan yang ingin dicapai.
Adapun ruang lingkup pembahasan skripsi ini adalah:
1.
Penelitian ini hanya membahas tentang pembelajaran
kontekstual dengan teknik Learning
Community yang diterapkan pada bidang studi PAI di SDN Ketawanggede 1 Malang.
2.
Upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa
terhadap pelajaran PAI melalui penerapan pembelajaran kontekstual dengan teknik
Learning
Community.
G. Sistematika Pembahasan
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh tentang
isi skripsi ini, secara singkat dapat dilihat dalam sistematika pembahasan di bawah
ini, dimana dalam skripsi ini dibagi menjadi lima bab, antara lain:
BAB I :
Pendahuluan.
Bab ini merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah,
ruang lingkup pembahasan, dan sistematika pembahasan.
BAB II :
Kajian Teori.
Dalam bab ini berisi tentang kajian teori yaitu pembahasan tentang
pembelajaran kontekstual yang meliputi pengertian, latar belakang, prinsip
penerapan, karakteristik, tujuh komponen utama, dan keunggulan pembelajaran
kontekstual serta perbedaan pembelajaran kontekstual dengan pembelajaran
tradisional. Tinjauan umun tentanng teknik yang meliputi pengertian dan tujuan
teknik. Tinjauan umum tentang Learning
Community yang meliputi pengertian dan kerangka penerapan teknik Learning Community. Tinjauan tentang PAI
yang meliputi pengertian, dasar dan tujuan, materi PAI, serta pentingnya
pendekatan pembelajaran CTL bagi PAI. Tinjauan umum tentang motivasi belajar
siswa yang meliput pengertian, jenis – jenis motivasi, motivasi belajar, fungsi
motivasi dan cara-cara menumbuhkan
motivasi belajar. Serta tinjauan tentang prestasi belajar siswa yang meliputi
pengertian prestasi belajar, faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar, serta cara menentukan prestasi belajar.
BAB
III : Metode Penelitian.
Dalam
bab ini berisi tentang desain dan jenis penelitian, kehadiran peneliti di
lapangan, lokasi penelitian, sumber data dan jenis data, instrumen penelitian,
teknik pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahapan
penelitian.
BAB
IV : Paparan Data dan Temuan
Penelitian
Dalam
bab ini berisi tentang latar belakang obyek penelitian, paparan data yang
meliputi observasi sebelum tindakan, Pre Test, dan hasil pre test. Siklus I
sampai siklus III yang meliputi rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi
tindakan, serta refleksi. Bab ini diakhiri dengan pembahasan.
BAB V :
Kesimpulan dan Saran
Bab
ini merupakan akhir dari pembahasan yang berisi tentang kesimpulan terhadap
pembahasan data-data yang telah dianalisis dan saran-saran sebagai bahan
pertimbangan.
0 komentar:
Posting Komentar